Terimakasih atas pertanyaannya mas @tian41
Saya akan menjawab dari sisi filsafat dan pemikiran.
Keduanya menurut saya adalah hal yang berbeda, karena berbeda makna dan konsekuensi akhirnya.
secara umum kata “Malas” adalah sebuah keinginan untuk tidak ingin akan sesuatu, atau kecenderungan untuk menolak sesuatu itu.
dimana “Rajin” adalah konsekuensi dari sebuah tindakan atau aktifitas berulang yang dilakukan secara konsisten.
Dilihat dari hasilnya, hasil dari “Rajin” memungkinkan pelaksananya akan merasakan juga “Kemalasan” ini, namun karena sesuatu hal tetap juga dikerjakan sesuatu itu.
Sehingga menghasilkan sebuah konsekuensi yang namanya “Rajin”, ini adalah tindakan berpola yang konsisten dan berulang.
Oke sekarang kembali ke topik, apakah jika saya “Rajin bermalas malasan” itu tetap di sebut “Rajin” jawabannya “Iya” secara teori kamu sudah “Rajin”.
tapi dalam makna “Konotatif” karena konsekuensi dari tindakan malas itu kosong atau nol.
Maka dari asosiasi ini “Rajin bermalas malasan” adalah keburukan atau negatif.
Oke sekarang kita lihat lebih dalam makna “Malas” ini, apakah “Malas” ini selalu berdampak negatif ?
Ini perlu di lihat dari konteks masalahnya, karena tidak semua malas ini berdampak negatif, terkadang ini adalah hasil dari sebuah konsekuensi tindakan sebelumnya.
Yang memicu sesorang untuk memiliki kecenderungan “Malas”.
Jadi jika ada seseorang yang “Bermalas malasan” Kita perlu cek lebih jauh, apakah ada tindakan sebelumnya yang memicu hal ini ?
Apakah ini tindakan untuk menghindari sesuatu yang lebih buruk ?
Saya tambahkan foto pemanis agar TS lebih bersemangat lagi